17 Kepala Desa Magelang Hadiri Focus Group Discussion Monitoring dan Evaluasi PPK ORMAWA Untidar 2024

MAGELANG, Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Tidar Gelar Focus Group Discussion (FGD) Monitoring dan Evaluasi (Monev) PPK Ormawa Untidar 2024 di Gedung dr. H.R. Suparsono Untidar (28/8). FGD ini mengundang 17 Kepala Desa Kab dan Kota Magelang, 3 orang perwakilan dari masing-masing Tim PPK Ormawa, Ketua Ormawa dan Dosen Pendamping. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi ajang silaturahmi dan diskusi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Universitas Tidar yang nantinya akan dipilih tim dengan program terbaik yang akan mengikuti ABDIDAYA ORMAWA pada bulan September di Universitas Udayana, Bali.

Sambutan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

“FGD ini merupakan inovasi baru yang dilakukan Untidar, pada kesempatan ini para Kepala Desa dipersilahkan memberikan nasehat dan masukan supaya kegiatan PPK Ormawa semakin baik lagi dan lebih bermanfaat bagi warga desa”, ujar Prof. Dr. Parmin, M.Pd. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni pada sambutannya.

Masukan bagi program PPK Ormawa yang diselenggarakan mulai bulan Juni s/d Oktober 2024 dan apakah program ini akan dilanjutkan kemudian oleh para Kepala Desa pada FGD ini didokumentasikan dalam bentuk video berdurasi kurang lebih 2 menit. Nantinya, hasil ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi tim PPK Ormawa dan sebagai bahan seleksi Kepala Desa Terbaik Nasional pada ajang ABDIDAYA ORMAWA.

Diskusi Tim PPK Ormawa HIMATIKA dan Kepala Desa Sukosari

Sebagai contoh kegiatan PPK Ormawa HIMATIKA yang sebelum program ini dimulai tim sudah melakukan observasi terlebih dahulu ke Desa Sukosari agar program dan potensi desa bisa selaras. Desa Sukosari sendiri merupakan desa binaan Universitas Tidar yang terletak di Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Sukosari memiliki potensi toga dengan populasi terbanyak adalah jahe. Adapun kegiatan yang dilakukan yang pertama adalah sosialisasi kepada warga terkait program dari PPK Ormawa HIMATIKA sekaligus membentuk kelompok konservasi toga. Salah satu cara pendekatan sosialisasinya adalah dengan mengikuti pengajian rutin di desa. Kelompok 1 meliputi Dusun Salakan, Jaban, dan Johon. Kelompok 2 dari Dusun Tarudan. Kelompok 3 dari Dusun Sukran. Kegiatan selanjutnya adalah pemetaan peta potensi biodiversitas tanaman obat keluarga (toga). Setelah itu dilanjut pengolahan lahan dan penanaman toga untuk membentuk kawasan kelompok konservasi toga.

“Kami siap untuk memberikan anggaran untuk program yang dijalankan setiap tahunnya dan memberikan inventaris tempat kesekretariatan serta balai bisa digunakan untuk acara kapan saja. Jadi untuk program keberlanjutan bisa terlaksana baik dikelola oleh kelompok konservasi yang sudah dibuat maupun partisipasi warga dan dari bantuan desa”, tutur Kepala Desa Sukosari.

Penulis : Aditya Handayani, S.Kom.