“Kahanan” di Festival Bidikmisi Nasional Tahun 2019

Mahasiswa Universitas Tidar (UNTIDAR) ikut dalam Lomba Festival Bidikmisi Nasional kategori film pendek di UIN Alauddin Makassar pada 9-12 Oktober lalu. Kahanan merupakan judul film yang dibawa dalam ajang tersebut dengan mengangkat kisah nyata perjalanan seorang mahasiswi yang berasal dari kota Sragen, perempuan itu bernama Ririh Rubus Setyaningrum.

Dalam film berdurasi 5 menit 43 detik itu menceritakan mahasiswa bidikmisi yang berusaha menggapai mimpi untuk dapat sekolah ke jenjang perkuliahan. Mahasiswi program studi pendidikan bahasa dan sastra itu mengalami berbagai pelik kehidupan di masa perkuliahanannya,. berbagai hal dimulai dari kematian ayahnya sehingga membuat ibunya depresi dan untuk biaya perkuliahan ia hanya mengandalkan bantuan dari beasiswa bisikmisi yang diterima selama kuliah di UNTIDAR.

Beradu dengan 44 tim dari berbagai universitas, lomba ini bertaraf nasional dan UNTIDAR meraih Juara 1 Film Pendek Nasional sekaligus sebagai Best Presentation Film Pendek Nasional. Ahmad Choirul, Farmila SariI  dan Anggie  Anggara merupakan tim yang membawa nama UNTIDAR dalam kancah nasional melalui lomba tersebut. 3 mahasiswa tersebut juga mwerupakan penerima bidikmisi di UNTIDAR.

“Kami ikut Lomba Festival Bidikmisi Nasional kategori film pendek dengan sub tema tentang merajut mimpi melalui pendidikan yang dilaksanakan di UIN Alauddin Makasar yang diikuti sebanyak 44 peserta dari Universitas di seluruh Indonesia dan saya berangkat bersama Farmila SariI  dan Anggie  Anggara”, kata Choirul selaku Ketua tim itu.

Choirul pun menjelaskan, Ririh yang menjadi peran utama dalam cerita tersebut juga merespon baik dengan ide pembuatan film yang melibatkan dirinya. Ririh ingin memberikan respon baik, dengan harapan melalui film ini dapat memotivasi anak lainnya yang ingin sekolan ke perguruan tinggi namun terkendala dengan permasalahan biaya. “Ririh responnya sangat baik, karena dari film ini dia juga ingin memotivasi buat adik-adik yang punya keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tapi terkendala karena biaya”, jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa perbedaan dengan lomba sebelumnya untuk lomba ini persiapannya lebih matang sehingga dapat meraih Juara 1 dan sebagai Best Presentation Film Pendek Nasional. Film yang digunakan untuk lomba tidak dihak patenkan sehingga hak paten dikembalikan kepada peserta.(HDN)