JODO Raih Juara 1 LKTI Nasional

Mahasiswa Universitas Tidar (UNTIDAR) kembali meraih prestasi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Kali ini merupakan lomba yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Penelitian Lingkar Ilmiah Mahasiswa (UKM PP Lisma) Universitas Tanjungpura Pontianak. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 26 – 29 September itu bertemakan Strategi dan Inovasi Generasi Emas Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0, perwakilan UNTIDAR menampilkan JODO (Jowo Ludo).

JODO merupakan Permainan Inovatif Berbasis Kebudayaan Jawa sebagai Media Membentuk Karakter Anak di Era Revolusi Industri 4.0 sebagai bahan presentasinya. Dibimbing oleh Dian Marlina Verawati, S.E., M.M. sebelum maju ke perlombaan, ia memberikan motivasi dan tips  selama presentasi kepada perwakilan UNTIDAR untuk percaya diri dan tidak takut bersaing dengan lain karena sama-sama menjadi peserta.  “Jangan pernah takut untuk bersaing dengan yang lain, justru ini menjadi kesempatan kita untuk menampilkan yang terbaik”, kata dosen program studi manajemen itu.  Ia pun menambahkan bahwa selagi masih ada kesempatan dapat mengikuti lomba maka dicoba semaksimal mungkin sebagai pengalaman dan ikut ambil bagian bagi universitas.

Sebanyak 13 tim dari berbagai perguruan tinggi negeri  seluruh Indonesia terpilih dan bersaing merebutkan posisi juara dalam lomba itu, UNTIDAR lolos sebagai Juara 1 dengan perwakilan Yuninda Dewi (mahasiswi program studi manajemen) dan Annisa Rizmayanti (mahasiswi program studi agroteknologi). Mereka membawa pulang sebuah piala dan hadiah sebesar Rp 3.500.000,00 dari perlombaan tersebut.

Yuninda mengungkapkan karya tulis yang diangkat ini berisi inovasi pembelajaran dengan cara permainan berbasis kebudayan jawa. Karya tulis ini ditujukan bagi anak usia sekolah dasar yang saat ini mulai kurang memahami budaya daerahnya sendiri yaitu budaya jawa. “Karya Tulis kita mengenai inovasi pembelajaran melalui permainan untuk mengedukasi anak usi 6-12 tahun  terkait budaya jawa agar mereka tetap mempertahankan budaya di era milenial sekarang”, ungkapnya.

Annisa juga menambahkan dengan adanya inovasi ini bukan hanya dibuat sebagai bahan karya tulis atau materi perlombaan, namun juga diterapkan ke masyarakat sebagai edukasi kebudaayan melalui cara yang lebih menarik. “Dengan permainan cara mengedukasi pada anak sekolah dasar lebih menarik dan mudah diterima, inovasi ini tidak hanya berhenti menjadi bahan karya tulis namun juga diterapkan di lingkungan masyarakat”, tambahnya. (HDN)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *