Grup Rebana Ar-Ribathul Musthofa Untidar Kembali Raih Juara

Grup Rebana Ar-Ribathul Musthofa (ArM) Universitas Tidar kembali meraih gelar juara. Kali ini ArM berhasil mendapatkan juara I dalam festival rebana tingkat Kedu yang berlangsung pada Minggu, 16 Desember 2018.

Festival rebana yang digelar di SMA Negeri 10 Purworejo ini diikuti oleh 29 peserta dari berbagai grup rebana se- kedu. Ar-Ribathul Musthofa yang terdiri dari 10 personil ini membawakan dua lagu dalam versi banjari yang sangat memukau yaitu roqot ‘aina dan hayyul hadi. Mereka mempersiapkan dengan berlatih secara rutin selama kurang lebih 3 minggu sebelum festival tersebut digelar. Persiapan yang bisa dibilang cukup matang ini tidak mereka sangka berhasil mengantarkan mereka meraih juara. Kejuaraan kali ini adalah kemenangan yang ke 4 yang telah diraih oleh Grup Rebana Ar-Ribathul Musthofa. Menjadi Juara satu ArM UNTIDAR membawa pulang piala, sertifikat serta uang pembinaan sejumlah Rp 1.250.00,00.

Festival rebana kali ini digelar guna memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan juga termasuk dalam acara SMANDASA’S GOT TALENT. Festival ini diikuti oleh 29 peserta, grup Rebana Ar-Ribathul Musthofa mampu meraih juara satu dengan total nilai 878.

Dini Novia selaku Wakil Ketua Grup Rebana ArM mengungkapkan dirinya bangga karena ArM dapat membuktikan dengan statusnya saat ini yang masih sebagai komunitas telah mampu bersaing dengan grup rebana lain dan mampu meraih prestasi untuk kesekian kalinya. Harapannya semoga ArM semakin Jaya, mampu ikut berpartisipasi dalam mengharumkan nama universitas, seluruh anggota ArM semakin semangat serta istiqomah. (arifin/HDN)

Elang UNTIDAR Siap Berangkat ke Padang

ELANG (Electrical Lightweight Automobile Non Gasoline) UNTIDAR akan kembali berangkat mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE). KMHE Tahun 2018 akan diselenggarakan di Padang, Sumatra Barat dengan panitia penyelenggara dari Universitas Negeri Padang (UNP).

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ini berorientasi pada efisiensi energi dari mobil rancangan mahasiswa yang terbagi dalam dua kategori. Kategori kontes ada 2 yaitu Prototype dan Urban concept, sedangkan perkategorinya ada 3 kelas engine yaitu Motor Pembakaran Dalam, Listrik dan Hybrid (motor listrik dan motor pembakaran dalam).

Pendaftaran telah dimulai sejak bulan September, melewati tahap seleksi berkas desain dan progress pembuatan kendaraan hingga hasil peserta terpilih telah diumumkan tanggal 22 Oktober lalu. UNTIDAR lolos dalam tahap seleksi dan mengirimkan mobil prototype berbahan bakar listrik dalam kontes ini.

Tim Elang UNTIDAR

Menurut Heru Sai Udin, persiapan kontes yang utama adalah kendaraan yang siap untuk berkompetisi dan pentingnya menyiapkan mental anggota tim serta meminimalisir kesalahan teknis dengan belajar dari pengalaman sebelumnya. “Hal utama yang dipersiapkan dalam kontes kali ini tentunya mobil elang yang siap berkompetisi, serta mental anggota tim lebih dipersiapkan melalui belajar dari pengalaman tahun lalu”, jelas Manajer Tim Elang.

Bersama dengan anggota tim lainnya Arfashad Izaz, Muhamad Kholik, Cahyudhi Erlistriawan Pamuji, Adi Saputro, Afrizal Wahyu Setyadi, Arief Yusdi Darmawan, M. Ade Rifandi, I’anatu Khoirul Anam, Bayu Afriyanto, Fandy Argian Dwi Permana, Mardiana Chandra Dewi dan Muhammad Islakhudin.

“Ada beberapa pengembangan pada kendaraan mulai dari tubuh kendaraan yang sudah menggunakan bahan fibercarbon, controller yang di desain sendiri sebagai pengatur brushless DC, livery kendaraan yang baru dan anggota tim yang baru”, tambahnya.

Tim bekerja dengan didampingi oleh Bapak Sigit Joko Purnomo, S.T., M.T., mobil listrik akan dikirim ke Padang tanggal 15 November mendatang sedangkan Tim Elang direncanakan berangkat pada tanggal 26 November, dengan harapan pulang sebagai juara lagi.

UNTIDAR RAIH JUARA LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL

Mahasiswa Universitas Tidar (UNTIDAR) meraih Juara 2 Lomba Karya Tulis Nasional (LKTIN) tingkat Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Penelitian Ilmiah Mahasiswa (PPIPM) Fair di Universitas Negeri Padang pada tanggal 17 – 22 Oktober lalu. Lomba Karya Tulis Ilmiah ini mengusung tema “Peran Generasi Milenial untuk Mengoptimalkan Sumber Daya dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030”. Selain Lomba LKTIN tingkat Mahasiswa, PPIPM mengadakan kegiatan lainnya yakni LKTIN Siswa, Young Research Competition (Youreco), dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan total keseluruhan peserta mencapai 200 orang.

Dalam pembukaan acara tersebut Bapak Arrosiit Indra Saputra selaku ketua panitia penyelenggara menyampaikan kepada para peserta lomba untuk menghasilkan karya inovasi untuk menghadapi demografi 2030 mendatang, karena generasi muda lebih peka terhadap keadaan lingkungan. Peserta merupakan mahasiswa seluruh Indonesia. Dengan 15 finalis diantaranya dari Universitas Ahmad Dahlan Yogjakarta, Universitas Lampung, Universitas Negeri Padang, Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Malang, Universitas Jember, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Tidar.

UNTIDAR mengirimkan Annisa Rizmayanti dan Dita Ayu Maharani sebagai  perwakilan yang berangkat ke Padang. Annisa Rizmayanti merupakan mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas pertanian (Faperta) dan Dita Ayu Maharani dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), keduanya berkolaborasi  menciptakan inovasi peningkatan keterampilan generasi milenial dengan menyelenggarakan pendidikan penanaman hidroponik.

Inovasi itu mengasilkan karya ilmiah dengan judul Hydroponic Education: Implementasi Budidaya Hidroponik Sebagai Optimalisasi Pembangunan Pertanian di Windusari Kabupaten Magelang Dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030 yang dipresentasikan di depan juri dalam lomba tersebut. Persiapan dari awal dengan membuat makalah sesuai pedoman yang diberikan dengan didampingi oleh Bapak Adhi Surya Perdana, Dosen Fakultas Pertanian.

“Kita membuat inovasi peningkatan keterampilan generasi milenial dengan menyelenggarakan pendidikan penanaman hidroponik yang dihasilkan dari program studi kita masing-masing”, jelas Anisa selaku ketua tim lomba tersebut.

Selama proses lomba yang dimulai dari kelolosan abstrak, pengumpulan makalah dengan melakukan pembenaran berulang kali, hingga pengumuman peserta finalis dan melakukan presentasi di depan juri. Panjangnya proses perlombaan nantinya dengan tujuan inovasi yang dapat berguna bagi masyrakat.

“ Proses panjang perlombaan dari pengumpulan abstrak, pembuatan makalah, seleksi hingga akhirnya maju menjadi finalis menjadi keseruan tersendiri selama perlombaan karena pentingnya inovasi ini untuk diimplementasikan dalam masyarakat”, katanya.

Anisa turut menambahkan agar teman-teman lainnya juga terpacu untuk semangat mengikuti lomba, berpacu dengan kondisi untuk menciptakan inovasi karena hasilnya juga digunakna untuk masyarakat banyak.

“Semoga tidak hanyak terhenti disini, teman-teman lainnya juga terpacu untuk menciptakan inovasi yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan masyrakat sekitar”, tambahnya.

Menjadi kebanggan tersendiri mendapatkan kemenangan atas usaha melalui proses yang panjang selama perlombaan berlangsung, tetapi dengan niat untuk membantu masyarakat dari sektor pertanian meskipun tidak banyak namun bermanfaat.

“Semoga dengan adanya piala ini punya kebermanfaatan, tujuan awal kami menulis bukan sebagai juara, tetapi bertujuan untuk mengabdi kepada masyarakat dan ikut membangun pertanian, meskipun sedikit”, jelasnya. (Dita ayu maharani/HDN)

Seminar Nasional Beasiswa LPDP : Siapkan Pemimpin Masa Depan

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MATA, Universitas Tidar (Untidar) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar Seminar Nasional beasiswa LPDP pada Sabtu, (27/10) lalu di auditorium Untidar.

Dalam Sambutannya, pemimpin umum LPM MATA memaparkan bahwa seminar tersebut merupakan salah satu realisasi fungsi pers. “Seminar nasional kali ini diadakan merupakan realisasi fungsi pers sebagai media penyaluran informasi di bidang pendidikan,” tutur Muhammad Dian Fery Firmanda.

Kegiatan yang bertajuk “Dare to Dream and Let’s Walk with LPDP” tersebut dihadiri oleh Kepala Divisi Seleksi dan Rekrutmen LPDP, Rumtini. Tak hanya itu saja, LPM MATA juga turut menghadirkan Retno Nuraini, M.Sc. yang merupakan salah satu alumni awardee LPDP dari Wageningen University, Belanda.

Acara tersebut dihadiri juga oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr.Bambang Kuncoro, M.Si serta Pembina LPM MATA, Joko Tri Nugraha, S.Sos, M.Si, dan perwakilan dekan dari masing–masing fakultas. Tamu undangan juga bearsal dari luar yaitu perwakilan dari Mata Garuda Jawa Tengah.

 

Tercatat 450 peserta hadir terdiri dari dosen, mahasiswa Untidar serta dari peserta umum yang berasal dari perguruan tinggi di sekitar Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Ibu Rutmini membahas tentang LPDP yang merupakan lembaga pengelola dana terbaik di tingkat regional dalam mempersiapkan pemimpin masa depan. Menurut kepala divisi seleksi rekrutmen LPDP itu menambahkan tujuan LPDP yaitu mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.

“Sampai saat ini ada 18.466 total penerima beasiswa LPDP dan akan terus bertambah setiap tahun untuk mencapai 113 juta pekerja terlatih di Indonesia sehingga mengantarkan bangsa ini mencapai negara dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia di tahun 2030,” jelasnya.

Dalam penjelasnnya, Ia juga menyampaikan berbagai macam program yang disediakan di antaranya program beasiswa reguler, afirmasi, afirmasi PNS/TNI/POLRI, unggulan dosen Indonesia, spesialis kedokteran, santri dan disertasi.

Kepala Divisi Seleksi dan Rekrutmen LPDP, Ibu Rumtini

Strategi jitu dan persiapan yang matang juga dibutuhkan bagi para pendaftar beasiswa LPDP. Hal tersebut disampaikan Retno Nuraini, M.Sc dalam penyampaian materi seminar nasional tersebut.

“Saya resign dari tempat kerja dan mempersiapkan diri untuk seleksi LPDP selama satu tahun. Pahami persyaratannya kemudian siapkan dengan cermat dan matang,” kata Retno Nuraini.

Acara seminar nasional itu juga dimeriahkan oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa Grandio Sonora Tidar (PSM-GST) dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Magelang Kota Harapan melalui penampilan akustik. (Muhammad Rauuf Oktavian Nur/Hardina)

KPK Kunjungi Universitas Tidar Magelang

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang mengadakan roadshow ke daerah-daerah. Kegitan ini bertujuan untuk mengkampanyekan antikorupsi dikalangan masyarakat. Kampanye antikorupsi ini lebih memprioritaskan ke instansi pendidikan. Universitas Tidar (UNTIDAR ) mendapatkan kesempatan dikunjungi pada Jumat (19/10) lalu.

Bertempat di Auditorium Untidar, Saut Situmorang mengadakan kuliah umum dengan tema “Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi” dan dimoderatori oleh Dosen Ilmu Hukum Sholihul Hakim, S.H., M.H.

Dalam kuliah umum tersebut Saut menjelaskan perlunya keterlibatan anak muda dalam menggerakan antikorupsi. Mahasiswa merupakan anak muda penerus bangsa yang menjadi bagian dari pondasi untuk pencegahan adanya tindak korupsi. “ Kalian mahasiswa merupakan anak muda yang harus terlibat dalam pondasi pencegahan antikorupsi karna kalian adalah penerus bangsa, dimulai dari sekarang kalian harus bisa paham”, jelasnya.

Dalam materinya, Ia menyampaikan beberapa tindakan korupsi versi mahasiswa diantaranya, menyontek; plagiat; titip absen; terlambat; gratifikasi ke dosen; kuitansi dana kegiatan palsu serta penyalahan dana beasiswa.

Ia menuturkan untuk mencegah tindak korupsi maka perlu sikap integritas yang tinggi dalam pribadi seseorang dan sikap itu menjadi tumpuan untuk dapat menuntun kita menjadi dapat bersikap antikorupsi. “Apabila dalam pribadi sesorang memiliki sikap integritas tinggi maka dapat menjadii tumpuan dalam bersikap antikorupsi”, tuturnya.

Dalam kesempatan ini Saut juga menambahkan, koruptor yang selama ini telah tertangkap adalah sesorang dengan kepintaran yang sikap integritasnya terganggu. Orang melakukan korupsi karena tidak memiliki kemauan kuat dalam sikap pantang korupsi karena itu pemimpin yang baik haruslah seseorang yang memiliki sembilan nilai sikap jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil dan Ia buat singkat menajdi  JuPeManDiTangKerSeBeDil. “Untuk menjadi seorang pemimpin janganlah lupa akan 9 nilai penting dalam bersikap yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil”, tambahnya.

Diakhir acara terdapat beberapa sesi pertanyaan dan diakhir dengan kesimpulan untuk acara tersebut bahwa sebagai generasi muda harus punya cara represif dan tegas untuk menolak korupsi dan mendukung perbaikan sistem dengan peran kita bersama untuk memberikan edukasi dan kampanye serta tidak melupakan sembilan nilai penting untuk dapat menjadi pemimpin sehingga sikap antikorupsi sudah tertanam dalam pribadi dari dini.

UNTIDAR Juara Lomba PCTA 2018

Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) Tingkat Jawa tengah bulan Juli lalu membawa  Universitas Tidar (UNTIDAR) menjadi Juara maju ke tingkat nasional. Perlombaan selanjutnya bertempat di kota Bandung, Lomba PCTA tingkat nasional dimulai tanggal 17 september lalu. UNTIDAR mengirimkan 2 mahasiswanya , Wilda Ulfiyanti dan Rahma Adinda Dwi Lestari sebagai perwakilan dalam lomba itu. Keduanya merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTDIAR.

Lomba ini diselenggarakan oleh Kementrian Pertahanan (Kemhan) bertempat di Hotel Golden Flower, Bandung dan berakhir pada tanggal 21 September. Kegiatan disana tidak hanya perlombaan, ada pula pembekalan kewirausahaan, pembekalan perkembangan teknologi industri pertahanan serta manajemen bisnis. Peserta dikarantina selama kegiatan berlangsung dan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sampai akhir. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk pentas seni bergabung dengan perserta lainnya menampilkan lagu, puisi, tarian maupun bermusik sebagai  penutupan acara.

Persiapan yang telah dilaksanakan sejak bulan lalu dimulai dari persiapan esai, pembuatan video, leaflet, serta kostum untuk mengikuti perlombaan. Tahun ini Lomba PCTA sedikit berbeda dari perlombaan sebelumnya. Selain membuat esai, peserta diminta membawa alat untuk dipresentasikan dalam lomba tersebut. “ Lomba kali ini tidak hanya debat tetapi juga membuat esai dan produk untuk dipresentasikan serta diuji secara isi, manfaat, kegunaan dan keefektifannya”, jelas Wilda.

Mahasiswi Prodi Bahasa Inggris itu juga menambahkan untuk mengikuti lomba ini perlu persiapan matang karena penilaian berdasarkan penguasaan esai, pemaparan produk dan sajian penyampaian yang berisi. “Tantangan lomba nanti kita harus pintar dalam menyampaikan jawaban debat  dengan bungkusan menarik dan menyakinkan, karena yang dilihat adalah seberapa kita dapat menguasai esai serta  produknya” tambahnya.

Alat yang menjadi produk untuk lomba kali ini bernama ASEMDONG (Alat Semprot Dorong), yang dapat digunakan petani dalam menyemprotkan pestisida cair pada tanamannya. Kinerja alat ini dengan cara didorong kedepan dan perputaran roda itu yang menghubungkan mekanisme tuas serta batang pompa. Pergerakan roda yang dihubungkan dengan batang pompa untuk membuat gerakan pada batang pompa naik turun berulang memompa isi pestisida cair untuk keluar melalui sprayer. Sedikit banyaknya pestisida cair yang keluar melalui sprayer itu dapat diukur sesuai keperluannya.

Alat tersebut merupakan inovasi dari karya mahasiswa UNTIDAR yang membantu meringankan pekerjaan petani. Uji coba telah dilaksanakan pada petani daerah Kandangan, Temanggung.

“Kita sebut alat itu sebagai inovasi karena kegunaan alat tersebut pada petani membantu meringankan pekerjaannya, alat tradisional yang banyak dipakai saaat ini banyak membuat petani mudah lelah karena pemakaian alatnya digendong pada bahu”, Jelas Rahma Adinda.

Dinda menambahkan daerah Kandangan, Temanggung memiliki jenis tanah kering dan berada pada lereng gunung, sehingga alat ini cocok digunakan agar petani disana karena alat yang digunakan tidak perlu digendong. Memiliki kapasitas pestisida yang tidak jauh berbeda dengan alat semprot tradisonal, alat semprot dorong ini mampu menampung 12 liter pestisida cair. “Petani tidak perlu menggendong alatnya dengan beban berat, alat semprot dorong ini mampu menampung 12 liter pestisida cair dalam sekali jalan”, tambahnya.

Kedua mahasiswi tersebut juga didampingi oleh Retno Dewi Pramodia Ahsani, S.I.P., M.P.A. (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) serta Xander Salahudin, S.T., M.Eng. (Dosen Fakultas Teknik) membantu kesiapan selama perlombaan PCTA berlangsung.

Dengan hasil meraih juara 2 pada Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) nasional tingkat perguruan tinggi. Penghargaan atas prestasi ini diserahkan secara langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, Kamis (20/09) di Hotel Golden Flower, Bandung.

Ketentuan Tata Tertib Di Kampus Universitas Tidar

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS TIDAR NOMOR : 074/UN57/PP/2015

UNTIDAR Mewakili Jawa Tengah Maju Lomba PCTA 2018

Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) Tingkat Jawa tengah bulan Juli lalu membawa  Universitas Tidar (UNTIDAR) menjadi Juara maju ke tingkat nasional. Perlombaan selanjutnya bertempat di kota Bandung, Lomba PCTA tingkat nasional dimulai tanggal 17 september mendatang. UNTIDAR mengirimkan 2 mahasiswanya , Wilda Ulfiyanti dan Rahma Adinda Dwi Lestari sebagai perwakilan dalam lomba itu. Keduanya merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTDIAR.

Lomba ini diselenggarakan oleh Kementrian Pertahanan (Kemhan) bertempat di Hotel Golden Flower, Bandung dan berakhir pada tanggal 21 September. Kegiatan disana tidak hanya perlombaan, ada pula pembekalan kewirausahaan, pembekalan perkembangan teknologi industri pertahanan serta manajemen bisnis. Peserta dikarantina selama kegiatan berlangsung dan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sampai akhir. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk pentas seni bergabung dengan perserta lainnya menampilkan lagu, puisi, tarian maupun bermusik sebagai  penutupan acara.

Persiapan yang telah dilaksanakan sejak bulan lalu dimulai dari persiapan esai, pembuatan video, leaflet, serta kostum untuk mengikuti perlombaan. Tahun ini Lomba PCTA sedikit berbeda dari perlombaan sebelumnya. Selain membuat esai, peserta diminta membawa alat untuk dipresentasikan dalam lomba tersebut. “ Lomba kali ini tidak hanya debat tetapi juga membuat esai dan produk untuk dipresentasikan serta diuji secara isi, manfaat, kegunaan dan keefektifannya”, jelas Wilda.

Mahasiswi Prodi Bahasa Inggris itu juga menambahkan untuk mengikuti lomba ini perlu persiapan matang karena penilaian berdasarkan penguasaan esai, pemaparan produk dan sajian penyampaian yang berisi. “Tantangan lomba nanti kita harus pintar dalam menyampaikan jawaban debat  dengan bungkusan menarik dan menyakinkan, karena yang dilihat adalah seberapa kita dapat menguasai esai serta  produknya” tambahnya.

Alat yang menjadi produk untuk lomba kali ini bernama ASEMDONG (Alat Semprot Dorong), yang dapat digunakan petani dalam menyemprotkan pestisida cair pada tanamannya. Kinerja alat ini dengan cara didorong kedepan dan perputaran roda itu yang menghubungkan mekanisme tuas serta batang pompa. Pergerakan roda yang dihubungkan dengan batang pompa untuk membuat gerakan pada batang pompa naik turun berulang memompa isi pestisida cair untuk keluar melalui sprayer. Sedikit banyaknya pestisida cair yang keluar melalui sprayer itu dapat diukur sesuai keperluannya.

Alat tersebut merupakan inovasi dari karya mahasiswa UNTIDAR yang membantu meringankan pekerjaan petani. Uji coba telah dilaksanakan pada petani daerah Kandangan, Temanggung.

“Kita sebut alat itu sebagai inovasi karena kegunaan alat tersebut pada petani membantu meringankan pekerjaannya, alat tradisional yang banyak dipakai saaat ini banyak membuat petani mudah lelah karena pemakaian alatnya digendong pada bahu”, Jelas Rahma Adinda.

Dinda menambahkan daerah Kandangan, Temanggung memiliki jenis tanah kering dan berada pada lereng gunung, sehingga alat ini cocok digunakan agar petani disana karena alat yang digunakan tidak perlu digendong. Memiliki kapasitas pestisida yang tidak jauh berbeda dengan alat semprot tradisonal, alat semprot dorong ini mampu menampung 12 liter pestisida cair. “Petani tidak perlu menggendong alatnya dengan beban berat, alat semprot dorong ini mampu menampung 12 liter pestisida cair dalam sekali jalan”, tambahnya.

Kedua mahasiswi tersebut juga didampingi oleh Retno Dewi Pramodia Ahsani, S.I.P., M.P.A. (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) serta Xander Salahudin, S.T., M.Eng. (Dosen Fakultas Teknik) membantu kesiapan selama perlombaan PCTA berlangsung.

Didi Muno : Senang, Dapat Kembali Mengibarkan Bendera Universitas Tidar di PIMNAS

Dari 136 Universitas se-Indonesia, Universitas Tidar (UNTIDAR) terpilih dalam  Penetapan Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 Tahun 2018 yang terselenggara di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY ) mulai tanggal 28 agustus dan berakhir di tanggal 02 september.

Dimulai dengan pengumpulan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) sejumlah 48.088 se Indonesia, kemudian diseleksi hingga 4.188 proposal. Keseluruhan proposal didanai kemudian diseleksi lagi, hingga akhirnya dilakukan monev eksternal sehingga tinggal 440 peserta yang maju PIMNAS. UNTIDAR  termasuk dalam 440 peserta yang mengikuti PIMNAS dengan menampilkan alat yang diberi nama ALTABATIS.

ALTABATIS (Alat Tanam Biji Jagung Semi Otomatis),  merupakan alat tanam biji jagung. Inovasi alat yang memanfatkan gaya sentrifugal dari putaran roda untuk membuka dan menutup katup keluaran biji dan abu.  Aplikasi alat ini digunakan pada tanah liat sesuai dengan kondisi mitra kami yang berada di Blengorwetan, Kecamatan Ambal, Kabupaten, Kebumen.

Sebelum mengikuti PIMNAS , alat ini telah disosialisasikan dan dicoba digunakan pada petani yang terdapat pada desa Blengorwetan, Kebumen. Repson dari petani bagus, karena memudahkan mereka dalam menanam biji jagung. Selain itu juga waktu penamannya menjadi cepat.

“ Bersyukur  kami panjatkan karena rangkaian seleksi PKM yang begitu panjang hampir 1 tahun perjalanannya hingga sampai PIMNAS”, ungkap Didi Muno.

Menurut Ketua PKM ALTABATIS itu,  selama seminggu, acara PIMNAS ada dua kejuaraan terselenggara yaitu dimulai dari presentasi dan dilanjutkan dengan gelar produk dan poster. “Rangkain acara disana banyak sekali, satu minggu acara PIMNAS itu tak terasa, karena semua menyenangkan. Kami mendapatkan banyak ilmu, pengalaman serta teman”, jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk perlombaan tetapi juga bertemu dengan banyak mahasiswa se-indonesia sehingga dapat saling bertukar gagasan, pikiran,  dan menunjukan karya ilmiah masing-masing.

“Senang karena bisa bertemu mahasiswa- mahasiswa hebat disana dan dengan bangganya bisa mengibarkan bendera UNTIDAR di sana,  diantara ratusan bendera universitas lain se-indonesia”, katanya.

Didi menambahakan bahwa UNTIDAR pernah masuk dalam PIMNAS. Tahun 2016 lalu dan tahun ini kembali mengikuti ajang tersebut. Menurutnya PIMNAS merupakan  kompetisi yang  bergengsi untuk mahasiswa indonesia.

Baca : http://untidar.ac.id/pkm-2018-altabatis-alat-tanam-biji-jagung-semi-otomatis/

Perwakilan UNTIDAR Sabet Juara Kepribadian Dalam Ajang Pemilihan Duta Wisata Kota Magelang

Malam puncak ajang pemilihan Duta Wisata Kota Magelang tersebut berlangsung di Hotel Atria pada Sabtu, 11 Agustus 2018 lalu. Lima belas pasang putra putri para finalis telah menjalani proses seleksi dan karantina selama dua pekan. Para peserta terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, dan umum. Seleksi dilaksanakan secara ketat dengan menyelenggarakan serangkaian kegiatan menuju malam puncak grand final. Selain penilaian dari dewan juri, masyarakat juga dapat ikut serta memilih finalis dalam kategori Juara Favorit melalui akun instagram resmi @putraputrimagelang dengan memberikan tanda suka pada masing-masing foto finalis yang didukung.

 

Khairunnisa Aisya dan Dimas Anggoro merupakan perwakilan dari Universitas Tidar (UNTIDAR) berhasil meraih Juara Kepribadian. Mereka mendapatkan trofi, uang tabungan dari Bank Jateng, dan uang pembinaan dari Pemerintah Kota Magelang.

 

Sebelumnya, Khairunnisa pernah mengikuti ajang yang sama pada tahun 2015 dan memperoleh Juara Kategori Kepribadian. Selain itu, ia juga merupakan finalis Duta Bahasa Jawa Tengah 2018 mengatakan bahwa pengalaman mengikuti ajang duta wisata dapat menambah pengalaman dan prestasi serta dapat mengukur kemampuan diri.. “Saya kembali mengikuti ajang ini bukan semata-mata mencari predikat dan eksistensi, akan tetapi untuk menambah pengalaman dan prestasi. Tidak hanya itu, saya juga ingin mengukur kemampuan dan berbagi pengalaman serta ilmu yang telah saya peroleh selama menjadi Duta Wisata Kota Magelang 2015 dan Duta Bahasa Jawa Tengah 2018. Alhamdulilah, kali ini saya kembali mendapatkan kesempatan menjadi Juara Kategori Kepribadian Putri”, ujar Khairunnisa.

 

Lain halnya dengan Dimas Anggoro, mahasiwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut baru pertama kali mengikuti ajang pemilihan Duta Wisata. Ia mengaku tidak menyangka akan mendapatkan juara. “Saya tidak menyangka akan mendapatkan Juara Kategori Kepribadian Putra, karena melihat finalis lain memiliki potensi yang lebih baik dari saya. Semua ini tidak luput dari doa dan dukungan ibu, keluarga, sahabat, dan masyarakat Kota Magelang”, jelas Dimas.

Anggota UKM Paduan Suara Grandio Sonora Tidar itu  juga menambahkan, selama proses mengikuti ajang Duta Wisata, ia banyak mendapatkan ilmu tentang kepariwisataan, peragawan, dan keluarga baru. Mereka berharap, dengan terpilihnya mereka menjadi Juara Kepribadian mereka dapat menginspirasi dan menjadi berkat bagi banyak orang. (Agnes/Khusmul/HDN)